Kamis, 28 Maret 2019

MATERI 3 : MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR


A.pengertian  Model Pembelajaran

        Menurut Arends (dalam  Agus Suprijono (2010:46) model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas.
      Menurut Abdul Majid (2013: 13) model belajar mengajar adalah kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran, serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

B.Ciri–ciri Model Pembelajaran
  • Menurut Rusman (2010) Model pembelajaran memiliki ciri–ciri sebagai berikut: Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang  untuk mengembangkan proses berpikir induktif
  •  Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
  •  Memiliki bagian–bagian model yang dinamakan:
                 (1) urutan langkah–langkah pembelajaran (syntax)
                (2) adanya prinsip–prinsip reaksi
                (3) sistem sosial
                (4) sistem pendukung.

 Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
  •  Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi : 
          (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur,
          (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajr jangka panjang.
  •  Membuat persipan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

C.  Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
           Menurut Nurdyansyah dkk (2016:21) Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:

1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan–pertanyaan yang dapat diajukan adalah :
a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?
 b) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
 a) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
 b) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau tidak?
 c) Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?

3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa:
 a) Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik?
 b) Apakah model pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik?
 c) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?

4 Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis:
 a) Apakah untuk mencapai tujuan cukup dengan satu model saja?
 b) Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu–satunya model yang dapat digunakan?
 c) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?

 D. model- Model Pembelajaran.
         
1. Model Pembelajan kooperatif
         Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok, membolehkan terjadinya pertukaran ide dalam suasana yang nyaman sesuai dengan falsafah konstruktivisme.

     Teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari solusinya, selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau keterampilan yang diharapkan.

 Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan beelajar yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni:
  •  adanya peserta didik dalam kelompok,
  •  adanya aturan main (role) dalam kelompok,
  • adanya upaya belajar dalam kelompok,
  • adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.
     Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dasar dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu sebagai berikut :
  •  Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence) prinsip ini meyakini bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Oleh karena itu, semua anggota kelompok akan merasakan saling ketergantungan
  • Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability) keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam kelompok tersebut.
  •  Interaksi Tatap Muka (Face To Face Promotive Interaction) dalam interaksi tatap muka siswa dalam kelompok berkesempatan untuk saling berdiskusi, saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain. Kegiatan interaksi ini akanmembentuk sinergi yang menguntungkan bagi semua anggota kelompok.

a).Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
      Menurut (Sanjaya, 2006:242) Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan berikut.
  •  Pembelajaran Secara Tim,  Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  •  Kemauan untuk Bekerja Sama   Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.
  •  Keterampilan Bekerja Sama,  Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
b).Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengerjakan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja. Namun, siswa juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan, kerja dan tugas.

2.MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
      
     Menurut Trianto (2010) Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
    Menurut Hanafiah (2010), inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan prilaku.
      Sehingga pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau pristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri.

a). Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
         Menurut Sanjaya (2014), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam pembelajaran inkuiri, yaitu:
  •  Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untu mencari dan menemukan.
  •  Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dan sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belajar).
  •  Tujuan dari penggunaan inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran dalam metode inkuiri, akan tetapi bagaimana siswa dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.
b). Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri
  • Inkuiri terbimbing (Guided inkuiri) Inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman belajar dengan metode inkuiri. Guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. 
  • Inkuiri bebas (free inkuiri)
    Siswa melakukan sendiri penelitian seperti seorang ilmuan pada inkuiri bebas.Siswa harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki mada pembelajaran.
  • Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inkuiri)
    Guru memberikan permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur pada pembelajaran berbasis inkuiri.Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat
c). Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
  • Penggunaan inkuiri terbimbing (guided inkuiri) memiliki beberapa keuntungan untuk siswa (Kuhlthau, 2007) antara lain. Siswa dapat mengembangkan ketrampilan bahasa,membaca dan ketrampilan sosial
  • Siswa dapat membangun pemahaman sendiri
  •  Siswa mendapat kebebasan dalam melakukan penelitian
  •  Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan strategi belajar untuk menyelesaikan masalah
 Selain itu, penggunaan inkuiri terbimbing (guided inkuiri) juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain.
  • Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih lama
  • Inkuiri terbimbing (guided inkuiri) sering bergantung pada kemampuan matematika siswa, kemampuan bahasa siswa, ketrampilan belajar mandiri dan self-managemen
  •  Siswa yang aktif mungkin tetap tidak paham atau mengenali konsep dasar, aturan dan prinsip, serta siswa sering kesulitan untuk membuat pendapat, membuat hipotesis, membuat rancangan percobaan dan menarik kesimpulan
 3. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
     belajar berbasis masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada masalah. Istilah berpusat berarti menjadi tema, unit, atau isi sebagai fokus utama belajar (Mustaji, 2005).







a). Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
       Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut.
  •   pelajaran berawal dari masalah dan memecahkan masalah adalah fokus pelajarannya
  •  siswa bertanggung jawab untuk menyusun strategi dan memecahkan masalah
  •  guru menuntun upaya siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberi dukungan pengajaran lain saat siswa berusaha memecahkan masalah.
 Karakteristik ini penting dan menuntut ketrampilan serta pertimbangan yang professional untuk memastikan kesuksesan pelajaran.

 Kesimpulan
Pendekatan PBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok/lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. Penerapan PBM dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai seorang fasilitator sekaligus sebagai pembimbing. Guru dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBM dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa.
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan lebih efektif apabila individu, khususnya siswa dapat mengalaminya sendiri, bukan hanya menunggu materi dan informasi dari guru, tetapi berdasarkan pada usaha sendiri untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru dan kemudian mengintergrasikannya dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

E.  Rumpun Model Mengajar
         Menurut Rusman (2010) mengatakan bahwa model rumpun mengajar sebagai berikut:
   1. Rumpun model personal pada umumnya beorientasi
pada pengembangan pribadi siswa dengan lebih banyak
memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi
emosionalnya.
 2. Rumpun model sistem perilaku mementingkan
penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan
manipulasi penguatan tingkah laku (reinforcement) secara
efektif, sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.
  Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu:
a) belajar tuntas (mastery learning)
b) pembelajaran langsung (direct intruction)
c) belajar kontrol diri (learning self control)
d) latihan pengembangan keterampilan dan konsep
e) latihan assertif.

 3. Model interaksi sosial
.Model sosial adalah rumpun model mengajar yang menitik beratkan pada proses interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. Dalam konteks ini,nproses belajar pada hakikatnya adalah mengadakan hubungan sosial dalam pengertian peserta didik berinteraksi dengan peserta didik lain dan berinteraksi dengan kelompoknya.

Dalam rumpun model interaksi sosial ini
terdapat  model pembelajaran, yaitu:
a) Investigasi kelompok (group investigation)
b) Bermain peran (role playing)
c) Penelitian yurisprudensial (jurisprudential inquiry)

Tujuan utama pembelajaran interaksi sosial
Dalam pelaksanaan pembelajaran interaksi social terdapat
beberapa tujuan yaitu :
1) Membantu siswa bekerja sama untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikanmasalah
2) Mengembangkan skill hubungan masyarakat



















                                           DAFTAR RUJUKAN


Agus Suprijono.2010.cooperatif learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Jakarta: Pustaka Pelajar. 

 Abdul Majid.2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 Hanifah,Nanang,dkk. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Nurdyansyah Dkk.2016. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Nizamia learning center sidoarjo.
 Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.

Sanjaya,Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.

Trianto,2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Prograsif. Jakarta : Prenada Media UNNES Press

Rabu, 27 Maret 2019

Materi 01: Hakikat strategi pembelajaran

A. Konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran

1. Belajar
        Menurut ratna (2011) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya akibat dari suatu pengalaman.
      Menurut pidarta made (2009) belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan,pengaruh obat,atau kecelakaan) dan bisa mengkomunikasikannya.
  Jadi dapat  disimpulkan belajar adalah suatu oroses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
a.  Ciri-ciri belajar

  • Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar. 
  • Perubahan bersifat positif dan aktif.
  • Perubahan bersifat permanen. 
  • Perubahan mencangkup semua aspek tingkah laku.
b. Tujuan belajar
  • Belajar bertujuan mengadakan perubahan didalam diri antara lain tingkah laku
  • Belajar bertujuan mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik
  • Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan 
  • Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan di bidang ilmu.
c. Hasil belajar
        Menurut nana sudjana (2009) mengatakan bahwa hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. 
   Adanya beberapa unsur sekaligus yang menjadi hakikat dari pada hasil belajar. 
(1). Hasil belajar diperoleh melalui suatu proses yg disebut proses pembelajaran.
(2). Hasil belajar mencerminkan adanya kompetensi atau kemampuan yang telah dimiliki siswa sehingga perilaku siswa berubah. 
(3). Hasil belajar mencangkup beberapa aspek (pengetahuan, sikap dan keterampilan). 


2. Pembelajaran
       Menurut sagala syaiful (2011) pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dan arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pembelajaran. 
       Menurut S. Nasation pembelajaran sebagai suatu aktivitas menggorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

 Tujuan pembelajaran
  • Untuk mendapatkan pengetahuan
  • Untuk menanamkan konsep dan pengetahuan
  • Untuk membentuk sikap atau kepribadian 
B. Pengertian pendekatan, strategi, metode dan teknik. 

1. Pemdekatan
      Suatu persfektif atau cara pandang seseorang dalam menyikapi sesuatu. 
2. Strategi 
       Cara2 yang dipilih untuk menyimpulkan  materi pembelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang daoat memberi pengalaman belajar kepada siswa. 
3). Metode 
      Metode adalah cara yg didalm fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
 Hal ini bedlaku baik bagi guru (metode mengajar)  mauoun bagi siswa (0metode belajar) makun baik metode yang di pakai maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. 
4). Teknik pembelajaran 
         Jalan atau alat yg digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan dicapai. 
 
 Metode bersifat prosedural sedangkan teknik lebih bersifat imolementatif.
   Contohnya: guru A dan guru B sama2 menggunakan metode ceramah,keduanya mengetahui bagaiman prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif, tetapi hasil guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yg berbeda,jadi setiap guru memiliki teknik yg berbeda dalam melaksanakan metode yang sama. 


















                       Daftar rujukan
Nana sudjana, 2009. Dasar-dasar proses belajar mengajar.  Bandung : sinar baru.

Nasution,S. 1982. Belajar dan mengajar.  Jakarta : Bina aksara. 

Syaiful sagala, 2011. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Cv alfabefa. 

Ratna, 2011. Penelitian sastra, teori,metode,dan teknik. Jakarta: pustaka pelajar.